بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ

Assalamualaikum Wr.Wb
Tahu kah kalian bahwa kaum muslim dahulu itu sangat hebat, bahkan salah satunya menjadi ahli astronomi di mana jaman teknologi canggih belum ada, dan ahli astronomi tersebut adalah Al-Batani.
Al Battani adalah seorang ahli astronomi dan
matematikawan dari Arab. Al Battani, lahir di Harran dekat Urfa, Turki 850M.
Dengan nama lengkap:Abū ʿAbdullāh Muḥammad ibn Jābir ibn
Sinān ar-Raqqī al-Ḥarrani aṣ-Ṣabiʾ al-Battānī. Namun, para penulis abad pertengahan lebih sering menyebutnya dengan
nama Albetegni atau al-Batenus.
Ketertarikan al-Battani pada benda-benda langit
membuatnya menekuni bidang astronomi. Ia mendapat pendidikan tersebut dari sang
ayah, Jabir Ibn San’an al-Battani, yang juga seorang ilmuwan. Dengan
kecerdasannya, al-Battani mampu menguasai semua pelajaran yang diberikan
ayahnya dan menggunakan sejumlah peralatan astronomi dalam waktu yang cukup
singkat.
Ia meninggalkan Harran menuju kota Raqqa yang
terletak di tepi sungai Eufrat. Di kota ini, ia melanjutkan pendidikan dan
mulai melakukan bermacam penelitian, yang kemudian menghasilkan sejumlah
penemuan penting yang berguna bagi masyarakat. Pada tanggal 14 September 786,
khalifah Harun al-Rasyid, khalifah kelima Dinasti Abbasiyah, membangun sejumlah
istana di kota tersebut sebagai bentuk penghargaannya atas penemuan al-Battani.
Usai pembangunan tersebut, kota Raqqa berubah menjadi pusat kegiatan ilmu
pengetahuan dan perdagangan yang ramai.
Sebagai seorang ahli astronomi, al-Battani menghasilkan
sejumlah penemuan astronomi yang penting bagi dunia.Ia adalah ilmuan pertama yang mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari, yaitu 365 hari 5 jam dan 46 menit dan 24 detik. Angka tersebut mendekati perhitungan para ilmuan modern yang melakukan percobaan dengan teknologi canggih yang dimana pada jaman Al-Batani.
Pada masanya AL-Batani adalah ilmuan satu-satunya yang dapat menyebutkan ukuran bulan dan matahari secara akurat. Al-Battani dianggap sebagai guru,
terutama bagi orang-orang Eropa, karena ia banyak mengenalkan
terminologi astronomi yang berasal dari bahasa Arab, seperti azimuth, zenith, dan nadir. Ia adalah penerus Al-Farghani.
Karya al-Battani yang sangat berpengaruh adalah Kitab Ma’rifat Matali al-Buruj fi ma Bayna Arba al-Falak, sebuah buku ilmu pengetahuan tentang zodiak dan pemecahan soal-soal astrologi. Selain itu, dikenal pula Risalah fi Tahkik Akdar al-Ittisalat, yaitu sebuah uraian mengenai sejumlah penemuan dan penerapan astrologi. Karya al-Battani lainnya adalah az-Zaujush li Battani (Almanak Versi al-Battani).
Buku ini memuat enam puluh tema, seperti pembagian planet, lingkaran
kecil yang mengitari lingkaran besar, garis orbit, dan sirkulasi
peredaran planet. Di kemudian hari, buku ini disunting oleh Carlo
Nallino dan disimpan di Perpustakaan Oskorial, Spanyol. Salah satu buku
astronomi karya al-Battani yang juga terkenal adalah Kitab al-Zij. Pada abad XII, buku ini diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karya tersebut masih tersimpan di Vatikan.
Sumber : Biografi Ilmuan Islam Dan Buku Biografi Para Ilmuan Islam.